@phdthesis{UNY27983, year = {2015}, school = {Universitas Negeri Yogyakarta}, title = {KESANTUNAN BERBAHASA DALAM RUBRIK ?URUN REMBUK? DI SURAT KABAR RADAR JOGJA JAWA POS}, author = {Khoerot Umdatul}, month = {October}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pematuhan maksim kesantunan, (2) mendeskripsikan pelanggaran maksim kesantunan, (3) mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa, (4) mendeskripsikan fungsi pematuhan maksim kesantunan, (5) mendeskripsikan fungsi pelanggaran maksim kesantunan, dan (6) mendeskripsikan fungsi pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa dalam rubrik ?Urun Rembuk? di surat kabar Radar Jogja. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah SMS pembaca pada rubrik ?Urun Rembuk? di surat kabar Radar Jogja edisi terbit bulan Juni hingga Desember 2014 dengan jumlah data 200 SMS. Objek penelitian berupa bentuk pematuhan, pelanggaran, dan pematuhan sekaligus pelanggaran maksim kesantunan berbahasa beserta fungsinya. Instrumen penelitian ini adalah human instrument. Data diperoleh dengan metode simak dengan teknik baca dan catat. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pematuhan maksim kesantunan berbahasa berupa (a) pematuhan satu maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kesepakatan, dam maksim kesimpatian. (b) pematuhan dua maksim, yaitu maksim kearifan dan maksim pujian, maksim kedermawanan dan maksim kesepakatan, maksim pujian dan maksim kesepakatan, maksim pujian dan maksim kesimpatian, maksim pujian dan maksim kedermawanan, serta maksim kesimpatian dan maksim kedermawanan. (2) Pelanggaran maksim kesantunan berbahasa berupa (a) pelanggaran satu maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian, (b) pelanggaran dua maksim, yaitu maksim kearifan dan kesepakatan, maksim kearifan dan kedermawanan, maksim kearifan dan pujian, maksim kedermawanan dan pujian, maksim pujian dan kerendahhatian. Pada pelanggaran maksim kesantunan berbahasa yang paling banyak muncul adalah maksim kerendahhatian pada indikator 4a memperkecil kecaman diri sendiri. (3) Pematuhan sekaligus pelanggaran maksim kesantunan berbahasa berupa pematuhan maksim kedermawanan sekaligus pelanggaran maksim kearifan, pematuhan maksim pujian sekaligus pelanggaran maksim kearifan, pematuhan maksim kesimpatian sekaligus pelanggaran maksim kearifan, pematuhan maksim kesimpatian sekaligus pelanggaran maksim kesepakatan, pematuhan maksim pujian sekaligus pelanggaran maksim kesepakatan, pematuhan maksim kedermawanan sekaligus pelanggaran maksim pujian, pematuhan maksim kesepakatan sekaligus pelanggaran maksim kesimpatian, terakhir adalah pematuhan maksim kedermawanan kesepakatan sekaligus pelanggaran maksim kesepakatan. (4) Fungsi pematuhan maksim meliputi 6 fungsi dari tiga jenis tuturan, yaitu tuturan direktif berupa fungsi menyuruh dan menyarankan, tuturan ekspresif berupa fungsi memuji dan menyindir dan mengucapkan selamat, serta tuturan asertif berupa fungsi mengemukakan pendapat. (5) Fungsi pelanggaran maksim yang muncul adalah 6 fungsi dari tiga jenis tuturan, yaitu tuturan direktif berupa fungsi memaksa, tuturan ekspresif berupa fungsi mengecam, menyalahkan, menuduh, serta tuturan asertif berupa fungsi mengemukakan pendapat dan melaporkan. (6) Fungsi pematuhan sekaligus pelanggaran maksim kesantunan terdapat 5 fungsi dari tiga jenis tuturan, yaitu tuturan direktif berupa fungsi memaksa, tuturan ekspresif berupa fungsi mengecam, menyalahkan, menuduh, serta tuturan asertif berupa fungsi mengemukakan pendapat dan melaporkan Kata kunci: kesantunan berbahasa, fungsi tuturan, SMS pembaca}, url = {http://eprints.uny.ac.id/27983/} }