%0 Thesis %9 S2 %A Santoso, Agus %B Program Pascasarjana %D 2015 %F UNY:27302 %I UNY %K instrumen integrated assessment, keterampilan proses sains, penguasaan konsep IPA, aspek kognitif proses %T Pengembangan Instrumen Integrated Assessment antara Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA untuk Mengukur Aspek Kognitif Proses Siswa SMP Kelas VII Semester I %U http://eprints.uny.ac.id/27302/ %X Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kelayakan instrumen integrated assessment antara keterampilan proses sains dan penguasaan IPA yang telah dikembangkan ditinjau dari karakteristik standar tes, (2) mengetahui hasil pengukuran aspek kognitif proses pada siswa kelas VII semester I di SMP, dan (3) mengetahui respon keterpakaian instrumen integrated assessment di sekolah berdasarkan hasil penilaian guru. Penelitian ini merupakan research & development dengan menggunakan model pengembangan 4D. Prosedur penelitian ini meliputi (1) define, (2) design, (3) develop, dan (4) disseminate. Subjek uji coba validasi instrumen integrated assessment dilakukan pada siswa di satu SMP dan uji keterpakaian produk pada siswa di tiga SMP di DIY. Teknik pengambilan data meliputi wawancara, angket, dan tes. Instrumen pengambilan data yang digunakan adalah pedoman wawancara, angket respon keterpakaian produk, lembar penilaian kelayakan soal dan instrumen soal berbentuk pilihan ganda. Hasil penelitian ini berupa produk soal pilihan ganda untuk mengukur aspek kognitif proses yang layak secara teoritis ditinjau dari standar pembuatan tes sesuai hasil validasi ahli dan uji coba empiris. Hasil validasi ahli diperoleh validasi isi V Aiken sebesar 0,98 yang berarti instrumen tes dinyatakan sangat baik, selain itu 46 butir soal dinyatakan valid tanpa revisi dan 4 butir soal valid dengan revisi. Hasil uji coba empiris diperoleh nilai reliabilitas item tes 0,73 dan reliabilitas sampel 0,92. Validitasnya diperoleh dengan memperhatikan kriteria fit dengan model Rasch, tingkat kesukaran, daya beda, dan pengecoh, sehingga hasilnya diperoleh sebanyak 49 butir soal fit dan satu butir soal tidak fit. Produk akhir berupa 49 butir soal. Hasil pengukuran di sekolah menunjukkan sekolah berkategori tinggi cenderung memiliki penguasaan aspek kognitif proses lebih baik daripada sekolah ber kategori sedang, dan pada sekolah berkategori sedang memiliki penguasaan aspek kognitif proses yang lebih baik daripada sekolah yang berkategori rendah. Perbedaan hasil dari pengukuran disebabkan perbedaan sekolah terhadap intensitas kegiatan pembelajaran di laboratorium dan pengelolaannya sebagai media pengembangan keterampilan proses sains. Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah perbedaan kemampuan penguasaan konsep/kognitif siswa. Hasil respon keterpakaian produk instrumen integrated assessment di sekolah dinyatakan dengan kriteria baik.