@phdthesis{UNY26273, year = {2012}, school = {UNY}, author = {Pratiwi Pratiwi}, title = {Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi Guru di LPMP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta}, month = {November}, url = {http://eprints.uny.ac.id/26273/}, keywords = {Manajemen Diklat, Pengembangan Profesi Guru}, abstract = {Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu lembaga yang bertugas meningkatkan kualitas guru melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), diantaranya adalah diklat pengembangan profesi guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pelaksananaan dan (4) pengawasan pada pendidikan dan pelatihan (diklat) pengembangan profesi guru di LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi dengan melibatkan pengelola diklat, penatar, dan peserta diklat. Keabsahan data diukur dengan cara: (a) trianggulasi, (b) memperlama waktu pelaksanaan penelitian, (c) pengumpulan data secara terus menerus, (d) menggunakan data yang berlimpah, (e) mengadakan pengecekan ulang, dan (f) tanya jawab dengan teman sejawat. Analisis data menggunakan teknik yang diajukan oleh Miles dan Huberman (1994) yaitu: (a) reduksi data, (b) penyajian data, dan (c) verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) perencanaan diklat belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik yang terlihat dari: (a) asesmen kebutuhan diklat sudah dilakukan sesuai standar ; (b) tujuan diklat belum secara spesifik menyebutkan seberapa besar peningkatan kompetensi yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diklat ; (c) perencanaan struktur program dan silabi diklat belum sesuai standar karena harus menyesuaikan dengan waktu diklat yang telah dialokasikan terlebih dahulu sehingga materi yang disampaikan bersifat teoritik (d) perencanaan waktu kurang tepat , perencanaan tempat pelaksanaan diklat sesuai standar namun kurang ideal ; (e) pendanaan diklat sudah cukup seimbang dengan kebutuhan peserta diklat. (2) Pengorganisasian belum optimal untuk semua unit namun masing-masing unit dalam struktur organisasi diklat telah memiliki pembagian kerja dengan jabaran tanggungjawab masing-masing, namun pengorganisasian belum optimal untuk semua unit, di sisi lain masih ada guru yang mengalami keterlambatan penerimaan informasi pemanggilan dan tedapat beberapa fasilitas yang kapasitas dan kuantitasnya masih tidak sesuai dengan jumlah peserta diklat (3) Pelayanan non akademik diklat sudah optimal namun pelaksanaan pembelajaran belum optimal, yang terlihat dari : (a) pelaksanaan pembelajaran tidak sepenuhnya memperhatikan jenjang pendidikan tempat tugas, (b) kegiatan pembelajaran belum dilaksanakan dengan tuntas karena kurangnya waktu, dan (c) peserta diklat hanya menerima bahan ajar yang bersifat garis besar saja dari materi yang diajarkan dan tidak menerima buku-buku penunjang untuk memperdalam materi. (4) Pengawasan dalam diklat belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat dari evaluasi tingkat reaksi, tingkat belajar, tidak dilaksanakan maksimal dan evaluasi tingkat perilaku tidak dilaksanakan. Secara umum keterlaksanaan diklat pengembangan profesi guru sudah efektif.} }