%0 Thesis %9 S2 %A Wulandari, Anggita Dini %B Program Pascasarjana %D 2015 %F UNY:26187 %I UNY %K interferensi gramatikal, sintaksis, morfologi, kosakata, tulisan %T Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris pada Tulisan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta Semester IV Tahun Ajaran 2013/2014 %U http://eprints.uny.ac.id/26187/ %X Tujuan penelitian ini ada dua. Tujuan pertama adalah untuk menemukan dan menjelaskan bentuk-bentuk interferensi pada tulisan mahasiswa semester IV Pendidikan Bahasa Inggris UNY Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan kedua adalah untuk menemukan faktor-faktor yang memengaruhi munculnya interferensi gramatikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris pada tulisan mahasiswa semester IV Pendidikan Bahasa Inggris UNY Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diambil di program studi Pendidikan Bahasa Inggris UNY Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah 113 tulisan mahasiswa yang mengalami interferensi. Objek penelitian ini adalah interferensi gramatikal pada satuan S-V Agreement, artikel, konstruksi inflektif, dan kosakata serta faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya interferensi. Instrumen yang digunakan dalam memperoleh bentuk-bentuk interferensi gramatikal adalah adalah peneliti sebagai human instrument dengan menggunakan kisi-kisi interferensi. Teknik analisis data berupa Analisis Kontrastif dengan tujuan melihat perbedaan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Instrumen yang digunakan dalam memperoleh faktor-faktor yang memengaruhi munculnya interferensi adalah wawancara. Bentuk-bentuk interferensi ditemukan sebanyak 95 pada 58 tulisan mahasiswa. Jumlah tersebut dikelompokkan ke dalam empat tipe: S-V Agreement (35 interferensi), artikel (18 interferensi), konstruksi inflektif (26 interferensi), dan kosakata (16 interferensi). Interferensi pada satuan S-V Agreement paling mendominasi. Terdapat dua faktor yang memengaruhi munculnya interferensi. Faktor pertama adalah faktor struktural yaitu kompleksitas bahasa Inggris dan penguasaan pembelajar terhadap bahasa Inggris. Faktor kedua adalah faktor non-struktural yaitu bilingualisme, kebiasaan, dan waktu. Dengan merujuk pada hasil tersebut, kesadaran akan kaidah bahasa Inggris perlu dilakukan dalam upaya meminimalkan terjadinya interferensi.