%0 Thesis %9 S1 %A Amrina, Rosada %B FIP %D 2015 %F UNY:26012 %I UNY %K Implementasi kebijakan, pendidikan kesehatan reproduksi, dan anak berkebutuhan khusus %T IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA KOTA YOGYAKARTA %U http://eprints.uny.ac.id/26012/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus di SLB kota Yogyakarta, serta mengkaji secara mendalam mengenai faktor pendukung dan penghambat, dan strategi yang digunakan dalam mengatasi hambatan yang muncul dalam implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru SLB, siswa ABK di SLBN 2 Yogyakarta dan SLB-A Yaketunis. Setting penelitian ini dilakukan di SLB Negeri 2 Yogyakarta dan SLB-A Yaketunis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi pada ABK di sekolah luar biasa kota Yogyakarta adalah; a) Pendidikan kesehatan reproduksi dilaksanakan dengan cara berbeda-beda sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan sekolah. b) Pendekatan implementasi kebijakan menggunakan pendekatan perilaku (“Behavior Approach”) yang meletakkan dasar orientasi pada perilaku manusia. c) Implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi sudah berjalan cukup baik. 2) Faktor pendukung implementasi kebijakan pendidikan kesehatan reproduksi yaitu peran guru dan karyawan sekolah, partisipasi dan kerjasama orangtua dan pihak pemerintah dan swasta. Faktor penghambat yaitu terbatasnya anggaran sekolah, kurangnya kemampuan siswa dalam menerima pelajaran, dan lingkungan tidak kondusif. 3) Strategi sekolah dalam mengatasi hambatan yang muncul dengan cara menghemat anggaran, menjalin komunikasi yang baik dengan guru, karyawan, dan orangtua siswa ABK. Mengoptimalkan bimbingan kepada siswa.