%0 Thesis %9 S1 %A Ageng Kartika, Sekar %A Terry Irenewaty M. Hum, %A Nur Hidayah M. Si, %B FIS %D 2012 %F UNY:24761 %I UNY %T EKSISTENSI JAMU CEKOK DI TENGAH PERUBAHAN SOSIAL (Studi di Kampung Dipowinatan, Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta) %U http://eprints.uny.ac.id/24761/ %X Jamu tradisional merupakan warisan dari nenek moyang berupa ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan: mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh, serta untuk tujuan kecantikan. Salah satu jenis jamu yang terdapat di Yogyakarta adalah jamu cekok khusus untuk anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi jamu cekok tetap eksis dan mendeskripsikan tentang eksistensi jamu cekok. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data utama yang terdiri dari pemilik warung jamu cekok, pegawai warung jamu cekok dan konsumen jamu cekok, sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamu cekok Kulon Kerkop masih mampu bertahan di tengah arus perubahan sosial. Eksistensi jamu cekok di tengah arus perubahan sosial karena ada faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor internal yang terdiri dari warisan leluhur, filsafat jawa, adanya tujuan mulia untuk menolong. 2) faktor eksternal yang terdiri dari adanya kepercayaan masyarakat pada jamu cekok Kulon Kerkop, peran media cetak serta elektronik, harga yang merakyat, gethok tular dan efek samping jamu tidak sekeras obat kimia. Eksistensi yang ditunjukkan oleh jamu cekok Kulon Kerkop dilihat dari banyaknya pembeli setiap harinya dan ditunjukkan dengan sering munculnya jamu cekok Kulon Kerkop di media massa maupun elektronik. Adapun strategi pemilik warung jamu cekok agar tetap eksis antara lain; 1) mempertahankan keaslian bahan, cara pengolahan, cara penyajian, dan bentuk afeksi terhadap sesama, 2) Walaupun mereka sungguh tradisional, namun hal itu mereka gunakan untuk menjadi satu nilai tambah kualitas produk yang langka dan spesial sehingga jamu cekok Kulon Kerkop dikenal banyak kalangan baik secara nasional maupun internasional, 3) Lebih menjaga tujuan mulia untuk menolong orang lain (rasionalitas afeksi) daripada keuntungan ekonomis dan berkembangnya usaha tersebut. Kata kunci: eksistensi, jamu cekok, perubahan sosial.