eprintid: 24729 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 1213 dir: disk0/00/02/47/29 datestamp: 2015-08-11 09:02:20 lastmod: 2019-01-30 01:45:53 status_changed: 2015-08-11 09:02:20 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Kristiyadi, Diki corp_creators: Aman title: Kondisi Sosial Politik Banyumas sekitar Peristiwa 1 Oktober 1965 (1963-1966) ispublished: pub subjects: C8 divisions: fis_pend_sejarah full_text_status: public abstract: Penelitian mengenai keadaan sosial politik sekitar peristiwa 1 Oktober 1965 sering hanya mengulas tentang daerah-daerah pembantaian seperti Solo dan Klaten. Daerah-daerah yang tidak mengalami pertumpahan darah seperti diabaikan. Oleh karena itu penulis berusaha merekonstruksi kondisi sosial politik masyarakat pada sebelum, saat dan sesudah terjadinya peristiwa 1 Oktober 1965 di daerah yang tidak terjadi pembunuhan dan pembantaian yaitu Kecamatan Banyumas. Penelitian difokuskan terhadap kondisi sosial kemasyarakatan yang mencakup kebudayaan dan kondisi politik yang mencakup macam-organisasi politik beserta aktivitas aktivitasnya pada tahun 1963-1965. Selain itu juga akan digambarkan tentang perkembangan kondisi sosial politik pasca peristiwa 1 Oktober 1965 hingga tahun 1966 dengan fokus pada proses pembersihan PKI dan cara masyarakat menyikapi PKI. Penulis melakukan beberapa tahapan dalam penelitian. Pertama yaitu memilih topik. Kedua yaitu mengumpulkan sumber baik lisan maupun tulisan. Ketiga yaitu melakukan kritik sumber. Keempat intepretasi, dan yang terakhir historiografi. Penelitian yang dilakukan penulis akhirnya memperoleh kesimpulan yaitu kondisi sosial politik Kecamatan Banyumas pada kurun waktu 1963-1966 cukup stabil. Masyarakat Kecamatan Banyumas sebagai sub kebudayaan Jawa adalah masyarakat terbuka dengan tetap memegang nilai-nilai dan norma yang ada. Pada saat organisasi poltik masuk juga diterima dengan baik. Kemudian muncul organisasi-organisasi politik yang berlatar belakang ideology komunis seperti PNI dan nasionalis seperti PKI. Adanya kedua golongan membuat masyarakat terpecah karena keduanya sama-sama ingin menyebarluaskan ideologinya. Kondisi ini baru berakhir setelah terjadinya peristiwa 1 Oktober 1965. Hal ini terjadi karena golongan komunis dianggap terlibat peristiwa 1 Oktober 1965 sehingga simpatisannya ditangkap. Aksi pembersihan hanya membuat sedikit gejolak berupa aksi kekerasan tanpa pembunuhan di Kejawar, serta aksi intimidasi di Karangrau dan Papringan. Selain kejadian tersebut, mayoritas masyarakat Kecamatan Banyumas tetap tenang. Mereka tetap memperlakukan simpatisan PKI dengan normal karena adanya kepercayaan lokal yang membuat masyarakat Kecamatan Banyumas tidak bertindak negatif. Kata kunci: Banyumas, 1965, Komunis, Nasionalis date: 2015 date_type: published institution: Fakultas Ilmu Sosial department: FIS thesis_type: skripsi official_url: http://library.fis.uny.ac.id citation: Kristiyadi, Diki (2015) Kondisi Sosial Politik Banyumas sekitar Peristiwa 1 Oktober 1965 (1963-1966). S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial. document_url: http://eprints.uny.ac.id/24729/1/SKRIPSI%2010406244015.swf