%D 2013 %I Universitas Negeri Yogyakarta %T KARAKTERISTIK BATIK AGUS SUPRIYANTO DI UKEL BATIK ART JAGANGREJO BANTUL DITINJAU DARI IDE DASAR, PROSES PENCIPTAAN, DAN ESTETIKANYA %L UNY23001 %X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam dan mendeskripsikan: (1) ide dasar batik Agus Supriyanto di Ukel Batik Art Jagangrejo Bantul dari tahun 2012 sampai bulan Maret tahun 2013; (2) proses penciptaan batik Agus Supriyanto di Ukel Batik Art Jagangrejo Bantul dari tahun 2012 sampai bulan Maret tahun 2013; (3) estetika batik Agus Supriyanto di Ukel Batik Art Jagangrejo Bantul dari tahun 2012 sampai bulan Maret tahun 2013 karena pada periode tersebut batik yang diciptakan merupakan karya batik unggulan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik penentuan validitas data dilakukan dengan cara keajegan pengamatan dan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) Ide dasar penciptaan batik Agus Supriyanto bersumber dari: (a) motif-motif khas kraton Yogyakarta, yaitu kawung, parang rusak barong, dan truntum; (b) flora yaitu daun sirsak. (2) Proses penciptaan batik Agus Supriyanto, yaitu: (a) membuat pola, yaitu dengan cara menggambar pola langsung pada kain dan menggambar pola dengan bantuan penggaris; (b) penglowongan atau pelekatan malam pada kain ketika kain belum diberi warna, yaitu dengan teknik ciprat, teknik canting, dan teknik kuas; (c) pewarnaan pertama, yaitu dengan teknik esek dan teknik celup; (d) njupuki atau pelekatan malam pada kain setelah kain diberi warna, yaitu dengan teknik ciprat, teknik canting, dan teknik kuas; (e) pewarnaan kedua, yaitu dengan teknik celup; (f) pelorodan, yaitu dengan cara merebus kain. (3) Estetika batik Agus Supriyanto tercermin pada dua nilai, yaitu: (a) nilai estetis atau nilai murni, nilai tersebut terdapat pada batik Agus Supriyanto yaitu penerapan gradasi warna, kontras value, tekstur kasar semu yang disebabkan oleh perbedaan raut dan persinggungan antar bentuk berupa titik, garis, dan bidang organik, serta memiliki arah, kedudukan, ukuran, dan gerak yang berbeda-beda sehingga memunculkan irama transisi, dominasi, kontras proporsi, dan kesatuan; (b) nilai ekstra estetis atau nilai tambahan, nilai tersebut terdapat pada makna dari motif yang diterapkan dalam batik Agus Supriyanto, yaitu motif kawung yang bermakna keperkasaan dan keadilan, motif parang rusak barong yang bermakna ketajaman dalam berpikir dan bertindak, motif truntum yang bermakna cinta yang tulus dan abadi, serta motif daun sirsak yang bermakna kesehatan dan kesegaran. %A Irsan Aditya %K karakteristik batik, ide, proses, estetika