%0 Thesis %9 S1 %A Sarastri, Clara Istiningdyah Woro %B Pendidikan Bahasa Perancis %D 2013 %F UNY:22104 %I Fakultas Bahasa dan Seni %K tanda baca, novel %T ANALISIS KETIADAAN TANDA BACA “TITIK” DALAM NOVEL LA NUIT JUSTE AVANT LES FORÊTS KARYA BERNARD-MARIE KOLTÈS %U http://eprints.uny.ac.id/22104/ %X Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur-unsur yang menggantikan tanda baca “titik” dan (2) maksud ketiadaan tanda baca “titik” dalam novel La Nuit Juste Avant Les Forêts Karya Bernard-Marie Koltès. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel La Nuit Juste Avant Les Forêts Karya Bernard-Marie Koltès. Data penelitian ini adalah seluruh kalimat yang terdapat dalam novel tersebut. Metode simak dengan teknik SBLC (yang artinya peneliti tidak terlibat langsung dalam tuturan) digunakan untuk menyediakan data. Data dianalisis dengan metode agih untuk menemukan unsurunsur yang menggantikan tanda baca “titik” dan metode padan untuk memahami maksud ketiadaan tanda baca “titik”. Keabsahan data diperoleh melalui validitas isi dan pertimbangan ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) unsur-unsur pengganti tanda baca “titik” yaitu tanda baca selain “titik” dan konjungsi; 2) ketiadaan tanda baca “titik” menunjukkan ekspresi kemarahan tokoh Je. Hasil penelitian yang pertama berupa tanda baca selain “titik” yang meliputi tanda baca koma berjumlah 131, tanda baca titik dua berjumlah 23, tanda baca tanya berjumlah 8, tanda baca seru berjumlah 10, tanda kurung berjumlah 15, tanda hubung berjumlah 21, sedangkan konjungsi berjumlah 49. Hasil penelitian yang kedua didapat dari prinsip-prinsip penafsiran personal, lokasional dan temporal bahwa maksud ketiadaan tanda baca “titik” dalam novel tersebut adalah ekspresi kemarahan oleh tokoh je „aku‟. Tokoh je „aku‟ adalah orang asing yang berada di sebuah kota di Prancis. Tokoh tersebut tidak berhenti mengungkapkan pikirannya tentang diskriminasi, misalnya tokoh tersebut selalu dipanggil dengan istilah- istilah yang tidak menyenangkan seperti jules, cons, minet. Sehingga ketiadaan tanda baca “titik” merupakan bentuk ketidaksukaan yang diekspresikan dengan kemarahan panjang oleh tokoh je „aku‟ dan selalu berusaha untuk diakui dan didengarkan.