@phdthesis{UNY21694, author = {Isnanto Jati}, title = {PELAKSANAAN PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI DI KABUPATEN KLATEN 1975-1997}, year = {2012}, school = {UNY}, abstract = {PELAKSANAAN PROGRAM TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI DI KABUPATEN KLATEN 1975-1997 Oleh: Jati Isnanto 06407141010 ABSTRAK Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan kembali produksi gula dan sekaligus juga untuk meningkatkan pendapatan petani. Baik itu dengan cara sistem sewa maupun sistem bagi hasil ternyata tidak berhasil meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu pada tanggal 22 April 1975 pemerintah melakukan perubahan struktural dalam organisasi industri gula dengan mengeluarkan kebijakan pengembangan tebu melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1975 yang menetapkan kebijakan program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi gula, dan meningkatkan pendapatan petani. Sekaligus diharapkan supaya petani TRI menjadi manager usaha tebu diatas tanahnya sendiri. Tujuan penelitian, untuk mengetahui pelaksanaan dan dampak sosial-ekonomi dari program Tebu Rakyat Intensifikasi yang dilaksanakan di Kabupaten Klaten terhadap kehidupan petani. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis yang meliputi Pertama heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber. Kedua kritik sumber (verifikasi), yaitu penilaian dan pengujian terhadap sumber sejarah sehingga, dapat diketahui otentisitas dan kredibilitas sumber sejarah. Ketiga interpretasi, meliputi analisis dan sintesis. Keempat berupa historiografi, yaitu merupakan tahap terakhir untuk menyajikan semua rangkaian fakta sejarah dalam bentuk karya ilmiah ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kabupaten Klaten merupakan daerah agraris dan mempunyai kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah. Sebagian besar penduduk Kabupaten Klaten bermata pencaharian sebagai petani. Sejak zaman kolonial Kabupaten Klaten dipilih sebagai lahan bagi tanaman komoditi perkebunan terutama tanaman tebu karena memiliki kondisi tanah yang subur serta irigrasi yang baik. Sampai saat ini daerah Kabupaten Klaten tetap dijadikan lahan bagi tanaman tebu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi Pabrik Gula Gondang Baru. Selama pelaksanaan program TRI, produktivitas gula mengalami penurunan. Akibatnya pendapatan petani juga rendah sehingga, program TRI telah menimbulkan kerugian bagi petani. Selain itu keberadaan Tebu Rakyat Bebas (TRB) sebagai pesaing TRI menciptakan kelompok sosial baru dan kerenggangan sosial. Akibatnya program TRI tidak meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi justru menciptakan kelas-kelas baru di kalangan masyarakat pedesaan. Kata Kunci:Tebu, Klaten, TRI}, url = {http://eprints.uny.ac.id/21694/} }