@phdthesis{UNY20750,
          author = {Isya Put Maharani},
          school = {Universitas Negeri Yogyakarta},
           title = {KEBERADAAN TARI KUCINGAN DI DUSUN REJOSARI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI},
           month = {April},
            year = {2014},
             url = {http://eprints.uny.ac.id/20750/},
        keywords = {sejarah, fungsi, bentuk penyajian, tari Kucingan},
        abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan tari Kucingan di Dusun Rejosari Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri yang mencakup sejarah, fungsi, dan bentuk penyajian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kelompok kesenian tari Kucingan di Dusun Rejosari Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sejarah tari Kucingan, merupakan tari yang berasal dari pethilan Reog, diciptakan untuk menarik masyarakat pada masa pasca kemerdekaan dan memberi penyuluhan agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan. (2) fungsi tari Kucingan adalah sebagai hiburan, yang sering dipentaskan di berbagai acara antara lain: peringatan hari besar, kunjungan pejabat, tanggapan, mapak panen, kampanye partai politik. (3) bentuk penyajian tari Kucingan antara lain: gerakan yang dilakukan improvisasi, menirukan gerak-gerik binatang kucing. Iringannya mengikuti gerakan penari yaitu menggunakan iringan obyog, yang terdiri dari srepeg dan sampak ponoragan. Menggunakan barongan dan topeng sebagai pengganti riasnya. Tata busana yang digunakan sederhana, yakni kaos, celana kenji, usus-ususan, dan sabuk untuk penari kucing, serta rompi, celana bujangganong, rampek, binggel, dan gelang budru untuk penari tikus. Tempat pertunjukan yang digunakan adalah alam terbuka (halaman rumah, pekarangan kosong, lapangan, dll). Jumlah penari tidak dipatok, tergantung kebutuhan dan permintaan. Pementasan bisa dilaksanakan kapan saja, pagi, siang, sore, ataupun malam. Penyajian tari Kucingan menggunakan setting, yang terbagi menjadi dua yaitu setting buatan, antara lain meja, kursi, dan rakitan bambu, serta setting alam yaitu pohon dan tanaman.}
}