TY - THES UR - http://eprints.uny.ac.id/20148/ TI - EKSISTENSI SENI TARI TEMPURUNG DI KANAGARIAN BATU MANJULUR, KECAMATAN KUPITAN, KABUPATEN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT AV - public KW - Eksistensi KW - Tari Tempurung ID - UNY20148 M1 - skripsi PB - Universitas Negeri Yogyakarta A1 - Jumnaria, Syefni Y1 - 2014/06/03/ N2 - Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi seni tari Tempurung di Kanagarian Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat yang meliputi sejarah, fungsi dan bentuk penyajian eksistensi seni tari Tempurung di Kanagarian Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Objek penelitian adala tari Tempurung di Kanagarian Batu Manjulur. Penelitian berlangsung sejak bulan Februari sampai bulan Maret 2014. Subjek penelitian adalah pelaku kesenian, masyarakat pendukung, maupun tokoh adat di Kanagari Batu Manjulur. Cara pengumpulan data dilakukan dengan: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi, triangulasi dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi tari Tempurung adalah sebagai berikut: (1) tari Tempurung dikenal sekitar 1952 oleh Ali Muhammad, dan pada sekitar tahun 1970 hingga 1980 tari Tempurung dikenal sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk, tetapi pada tahun 1990 sampai sekarang tari Tempurung sudah jarang ditarikan oleh masyarakat di Kanagarian Batu Manjulur. (2) Fungsi tari Tempurung sebagai hiburan bagi masyarakat Batu Manjulur dan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat Batu Manjulur. (3) Tari Tempurung yang ditarikan dengan menggunakan tempurung sebagai properti, ragam gerak tari yang terdiri dari empat macam ragam gerak, adanya perubahan alat musik yang digunakan sebagai pengiring tari Tempurung pada tahun 2010, busana khas Minangkabau yang berwarna hitam digunakan sebagai tata busana tari Tempurung, penari tidak menggunakan tata rias, dan sasaran atau tanah lapang sebagai tempat pementasan. Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian Batu Manjulur, faktor penyebabnya adalah kurang minatnya generasi muda untuk mempelajari tari tradisional karena tari Tempurung yang monoton dari segi gerak dan musik pengiringnya. ER -