%I Fakultas Bahasa dan Seni %D 2013 %T KAJIAN PSIKOANALISIS ROMAN UN HOMME QUI DORT KARYA GEORGE PEREC %L UNY20092 %A Vera Ekawatie %K psikoanalisis, roman, un homme qui dort %X Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik berupa alur, penokohan, latar, tema dan keterkaitan antarunsur tersebut dalam cerita yang diikat oleh tema dalam roman Un Homme qui Dort karya George Perec, (2) mendeskripsikan perkembangan perwatakan para tokoh dalam roman Un Homme qui dort karya George Perec ditinjau dari teori psikoanalisis. Subjek penelitian ini adalah roman Un Homme qui Dort karya George Perec terbitan Denöel tahun 1967. Objek penelitian yang akan dikaji adalah: (1) unsur- unsur intrinsik yaitu alur, penokohan, latar, tema dan keterkaitan antarunsur tersebut yang diikat oleh tema, (2) perkembangan watak tokoh utama dengan teori psikoanalisis. Metode penelitian yang digunakan adalah content analysis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pembacaan dan interpretasi. Reliabilitas data dilakukan melalui pembacaan berulang-ulang dan secara inter-rater antara peneliti dan dosen pembimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa roman Un Homme qui Dort karya George Perec mempunyai alur progresif atau alur maju. Roman ini mengisahkan tentang kehidupan seorang mahasiswa miskin yang dia hidup di tengah-tengah masyarakat kota besar yang modern. Tokoh utama «tu» yang tidak disebutkan namanya di dalam roman merasakan ketidaknyamanan dan kepenatan hidup di kota besar sehingga dia mengalami frustrasi dan depresi, tokoh utama merasa terasing hidup di Paris karena dia hidup di tengah kehidupan orang-orang kaya dan elit, sedangkan tokoh tambahan yang mempengaruhi perkembangan watak tokoh utama adalah seorang tetangga tokoh utama. Latar tempat dalam roman tersebut adalah sebuah kamar sempit dan gelap di apartemen di jalan Saint-Honoré, kota Paris dan sebuah desa di dekat Auxerre. Latar tempat yang paling menonjol adalah sebuah kamar di jalan Saint-Honoré dan kota Paris. Latar waktu terjadi pada musim semi bulan Mei sampai dengan musim panas bulan Agustus. Tema dalam roman tersebut terbagi menjadi tema mayor yakni perjuangan seorang mahasiswa miskin yang berasal dari kalangan sosial kelas bawah yang hidup di tengah-tengah masyarakat kota yang modern dan menuntut ilmu di universitas orang-orang elit dan kaya, lalu tema minor adalah depresi, frustrasi, gejolak jiwa, kesendirian, kecemasan, keterasingan, ketidakpedulian, dan eksistensi diri. Tokoh utama mengalami frustrasi disebabkan kepenatan hidup di kota besar sehingga mengganggu keseimbangan komponen kepribadian id, ego, dan superego. Hal itu ditunjukkan dengan sikap tokoh utama yang menarik diri dari lingkungan tempatnya tinggal dengan cara mengurung diri di dalam kamarnya sepanjang hari dan berjalan lontang-lantung di malam hari. Tokoh utama «tu» lebih memilih hidup dalam kesendirian dan keterasingan, dia tidak mau berbicara dengan siapapun termasuk dengan kedua orangtuanya. Di dalam kamarnya tokoh utama gemar merokok dan minum Nescafé. Tetangga tokoh utama adalah yang dapat meredam rasa frustrasi dan gejolak kejiwaan yang dialami tokoh utama walaupun secara tidak langsung. Tokoh utama menyadari hakikatnya sebagai makhluk sosial dan eksistensi dirinya di dalam masyarakat.