%0 Thesis %9 S1 %A Tyas, Nurmi Kusumaning %A Ririn Darini, %B Pendidikan Sejarah %D 2013 %F UNY:18167 %I Fakultas Ilmu Sosial %T DINAMIKA EKONOMI PABRIK GULA SUMBERHARJO PEMALANG PADA TAHUN 1985-2005 %U http://eprints.uny.ac.id/18167/ %X Pemalang merupakan kota agraris sehingga banyak wilayahnya dijadikan persawahan dan perkebunan. Kondisi geografis yang cocok untuk ditanami tebu mengakibatkan pabrik-pabrik gula berdiri di kota ini salah satunya yaitu PG Sumberharjo. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah: 1). Mendeskripsikan sejarah kepemilikan PG Sumberharjo dan Industri gula Indonesia; 2). Menjelaskan dinamika ekonomi dan buruh-buruh PG Sumberharjo tahun 1985-2005; 3). Mengetahui dampak krisis moneter 1997-1998 terhadap eksistensi PG Sumberharjo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah kritis. Metode sejarah kritis memiliki lima tahap yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Setelah topik telah ditentukan maka tahap selanjutnya heuristik yaitu pengumpulan data dan sumber-sumber sejarah yang relevan. Interpretasi dilakukan untuk menganalisa keterkaitan makna hubungan antar fakta kemudian mengkorelasikan fakta-fakta yang diperoleh, setelah melakukan verifikasi atau kritik sumber. Terakhir, penyajian berupa penulisan sejarah. Berikut merupakan hasil penelitian 1). Pabrik ini pada awalnya dimiliki oleh Belanda yaitu NHM (Nederlandche Handels Maatschappij) yang berkedudukan di Belanda dan wakil cabangnya di Surabaya. Kepemilikan PG Sumberharjo berpindah kepada pemerintah RI akibat adanya nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Saat ini secara administratif pengelolaannya di bawah Direksi Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang berkedudukan di Surakarta. Perkembangan industri gula Indonesia dapat dilihat dari berbagai periode yaitu: masa VOC, tanam paksa, industri gula bebas, masa depresi hingga tahun 1940, masa Jepang, masa tahun 1945-1950 hingga sekarang; 2). Dinamika ekonomi pabrik gula Sumberharjo dapat dilihat dalam beberapa kebijakan pemerintah tahun 1985-2005, meliputi: Kebijakan Stabilitas (1971-1996), Kebijakan Perdagangan Bebas (1997-2001), dan Kebijakan Terkendali (2002-sekarang). Peran buruh-buruh pabrik mulai berkembang sesudah 1998. Setelah pembentukan SP-Bun, protes ataupun demo dari para buruh menuntut kesejahteraan banyak terlihat pasca 1998; 3). Krisis moneter 1997-1998 turut berimbas pada perekonomian Indonesia dan berdampak pada eksistensi pabrikpabrik gula Indonesia, sehingga banyak pabrik gula gulung tikar. Krisis ini juga berdampak pada eksistensi PG Sumberharjo, Pabrik mengalami masa sulit, kenaikan pendapatan tidak seimbang dengan biaya produksi sehingga terjadi kerugian dan muncul wacana untuk ditutup. Kata Kunci: Dinamika Ekonomi, PG Sumberharjo, Pemalang.