@phdthesis{UNY18092, year = {2013}, author = {Kuncoro Fajar Prasetyo}, title = {MODAL SOSIAL BANK PLECIT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA}, school = {Fakultas Ilmu Sosial}, url = {http://eprints.uny.ac.id/18092/}, abstract = {Masyarakat Gunungkidul dalam melakukan pinjaman uang kepada bank formal mengalami kesulitan, sehingga mereka melakukan alternatif pinjaman kepada bank plecit. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana modal sosial yang dimiliki bank plecit di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui wawancara kepada pelaku bank plecit dan masyarakat yang meminjam uang pada bank plecit yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interakif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa modal sosial dalam bank plecit di Kabupaten Gunungkidul berupa kepercayaan, jaringan, dan norma. Hal tersebut secara garis besar terletak pada pembagian tugas (struktur dan jabatan), rekrutmen, daerah operasi, strategi pemasaran uang, aturan peminjaman, target, sanksi,dan cara menjaga hubungan dengan nasabah. Bank plecit memiliki strategi dalam bisnis hutang piutang agar usahanya tetap eksis. Hal tersebut meliputi lebih mudah meminjamkan uang, sering turun ke lapangan untuk mencari nasabah, tidak menggunakan agunan dalam meminjamkan uang kepada nasabah, dan cara pencairan pinjaman lebih mudah serta tidak memakai syarat yang rumit. Peran modal sosial bank plecit lebih ditekankan dalam membangun hubungan personal antara pelaku dan nasabah. Kelangsungan dari praktek bank plecit diperkuat oleh hubungan-hubungan ekonomi yang lebih personal dan tidak kaku. Para pelaku bank plecit di Kabupaten Gunungkidul selalu melayani nasabahnya dengan cara yang memuaskan nasabah. Pada konteks di atas, pendekatan sosial budaya yang berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan digunakan sebagai alat untuk melegitimasi praktek bank plecit di Gunungkidul. Hal ini bisa dilihat sebagai upaya yang dilakukan oleh bank plecit untuk membangun citra baru dari profesi mereka di masyarakat, yaitu citra yang menggambarkan bank plecit sebagai penolong ketika dibutuhkan dan bukan sebagai rentenir. Kata kunci: Modal Sosial, Bank Plecit, Gunungkidul} }