%0 Thesis %9 S1 %A YUWONO R, PAMBUDI TEJO %B Kimia %D 2012 %F UNY:17608 %I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam %T UJI AKTIVITAS ANTIMUTAGENIK EKSTRAK METANOL RIMPANG TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb.) TERHADAP SEL ERITROSIT MENCIT SECARA IN VIVO %U http://eprints.uny.ac.id/17608/ %X Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian ekstrak metanol rimpang temu ireng pada dosis 600 mg/kg bb tanpa pemberian siklofosfamid dan mengetahui prosentase aktivitas antimutagenik ekstrak metanol rimpang temu ireng dengan dosis 300 mg/kg bb dan dosis 600 mg/kg bb yang diberi siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg bb terhadap sel eritrosit mencit. Penelitian ini dilakukan dengan metode uji mikronukleus dengan memberikan perlakuan pada mencit jantan galur Balb-c yang berumur 6-7 minggu dengan berat berkisar 30-40 g. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian ekstrak metanol rimpang temu ireng secara peroral dan siklofosfamid secara intraperitoneal. Perlakuan dilakukan selama 2 hari. Kemudian pada hari ke-2, 6 jam setelah pemberian siklofosfamid ke-2, semua mencit dimatikan dengan cara dislokasi leher dan dibedah untuk diambil sumsum tulang dari tulang pahanya. Sumsum tulang selanjutnya dibuat preparat apus untuk diamati jumlah sel eritrosit bermikronukleus (MNPCE). Dosis ekstrak metanol rimpang temu ireng yang digunakan adalah 300 dan 600 mg/kg bb. Senyawa toksik yang digunakan sebagai kontrol positif adalah siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak metanol rimpang temu ireng dengan dosis 600 mg/kg bb tidak bersifat mutagenik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya MNPCE pada preparat apus sumsum tulang mencit yang diberi perlakuan tersebut. Ekstrak metanol rimpang temu ireng dengan dosis 300 dan 600 mg/kg bb yang diberi siklofosfamid dengan dosis 50 mg/kg bb memiliki aktivitas antimutagenik. Prosentase aktivitas antimutagenik ekstrak metanol rimpang temu ireng pada dosis 300 mg/kg bb adalah 86,4 % dan pada dosis 600 mg/kg bb adalah 91%. Kata Kunci : Temu ireng, in vivo, mencit, aktivitas antimutagenik