%0 Thesis %9 S1 %A Ridhowan, Basid %A Grendi Hendrastomo, %B Pendidikan Sosiologi %D 2014 %F UNY:14168 %I Fakultas Ilmu Sosial %T Resiprositas Dalam Tradisi Buwuh (Studi Kasus di Desa Kaliaman, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara) %U http://eprints.uny.ac.id/14168/ %X Tradisi Buwuh Merupakan kegiatan menyumbang barang dalam hajatan yang bertujuan untuk membantu seseorang yang sedang memiliki beban menyelenggarakan hajatan. Dalam tradisi Buwuh, bantuan yang diberikan dianggap sebagai suatu kebaikan yang harus dibalas dengan kebaikan yang sama. Seseorang selalu berusaha memberikan, menerima, dan mengembalikan Buwuh sebagai upaya menjaga hubungan baik diantara pihak yang terlibat dalam tradisi Buwuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses resiprositas serta dinamika yang terjadi dalam pelaksanaan tradisi Buwuh di Desa Kaliaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan dijabarkan secara deskriptif dengan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa warga yang masih menjalankan tradisi Buwuh yang memiliki perbedaan jumlah penyelenggaraan hajatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan analisis datanya menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kaliaman selalu berusaha melakukan pertukaran pemberian Buwuh secara seimbang. Proses pencatatan Buwuh dalam acara hajatan dilakukan untuk meminimalisir adanya pertukaran pemberian Buwuh yang tidak seimbang. Pertukaran yang belum seimbang membuat orang yang belum mengembalikan Buwuh memiliki tanggungan potangan yang diartikan sebagai hutang yang harus dibayarkan. Perbedaan intensitas dalam menyelenggarakan hajatan, disikapi oleh para pelaku tradisi Buwuh dengan memperkirakan kesempatan menyelenggarakan hajatan yang dimiliki oleh masing- masing individu berdasarkan jumlah anak yang dimiliki. Hajatan terkahir yang dilakukan seseorang, digunakan warga sebagai kesempatan terkahir mengembalikan semua Buwuh yang pernah diterima dari orang tersebut. Tradisi Buwuh berperan dalam meringankan beban seseorang yang sedang menyelenggarakan hajatan, namun di sisi lain tradisi Buwuh juga menambah kebutuhan hidup baru bagi para pelakunya yaitu kebutuhan untuk memberikan Buwuh dalam hajatan. Dalam proses perkembangannya, terdapat beberapa perubahan dalam tradisi Buwuh yaitu pergeseran makna memberikan Buwuh yang sekarang ini telah berisikan pamrih, perubahan bentuk barang yang diberikan sebagai Buwuh, serta semakin sempitnya lingkup seseorang dalam memberikan Buwuh. Kata kunci: Tradisi Buwuh, Resiprositas, Dinamika