%0 Thesis %9 S1 %A Lazmihfa %A M. Nur Rokhman, M.Pd, %B Pendidikan Sejarah %D 2013 %F UNY:14083 %I Fakultas Ilmu Sosial %T PERGESERAN TRADISI TABOT DI PROVINSI BENGKULU PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI %U http://eprints.uny.ac.id/14083/ %X Upacara Tabot di Bengkulu merupakan tradisi Asyura yang lahir dari komunitas Syi’ah. Budaya tabot masih berlangsung hingga saat ini sehingga menjadi topik kajian yang menarik untuk ditulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana asal mula munculnya tradisi Tabot di Bengkulu, bagaimana proses ritual tradisi Tabot di Bengkulu, bagaimana simbolisasi perlengkapan dan pelaksanaan upacara Tabot di Bengkulu, bagaimana ritual upacara Tabot masa orde baru, bagaimana ritual upacara Tabot masa reformasi, serta bagaimana pergeseran upacara Tabot pada tradisi upacara Tabot tersebut. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah kritis melalui studi pustaka dengan menggunakan metode penelitian menurut Kuntowidjoyo. Metode yang digunakan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) pemilihan topik yaitu menentukan topik penulisan dari beberapa permasalahan yang diperoleh. 2)heuristik yaitu menghimpun jejak-jejak masa lampau yang dikenal dengan data sejarah. 3) verifikasi yaitu kegiatan meneliti sumber-sumber sejarah baik secara eksternal maupun internal. 4) interpretasi yaitu langkah menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta sejarah yang diperoleh setelah diterapkannya kritik intern dan ekstern dari data-data yang berhasil dikumpulkan. 5) penulisan yaitu penyampaian semua fakta yang diperoleh dalam bentuk karya sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upacara Tabot dirayakan setiap tanggal 1-10 Muharram setiap tahunnya dengan tujuan memperingati gugurnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad saw dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Proses ritual tabot yaitu adanya kelengkapan alat membuat tabot, kenduri dan sesaji,perlengkapan musik tabot dan melengkapi kelengkapan tabot. Pelaksanaan ritual Tabot yaitu mengambik tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak penja, arak sorban, gam, arak gendang dan Tabot tebuang. Ritual Tabot masa orde baru bersifat semi ritual(sakral) dan semi sekuler (tontonan) dan hanya orang-orang dari keluarga keturunan Tabot yang merayakannya.Sedangkan ritual Tabotsaat reformasi tidak sepenuhnya sakral dapat dilihat dari munculnya Tabot pembangunan sehingga mengakibatkan perayaan Tabot menjadi festival kebudayaan Bengkulu. Dengan adanya Tabot pembangunan, setiap daerah dan instansipemerintah Bengkulu mendukung acara tersebut sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap daerah Bengkulu meningkat. Namun, disisi lain mengakibatkan nilai sakral Tabot menurun. Kata Kunci : Tabot Bengkulu, Orde baru, Reformasi