@phdthesis{UNY14013, title = {PERILAKU COMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA}, school = {Fakultas Ilmu Pendidikan}, author = {Hanis Hanis Rahajeng}, month = {July}, year = {2014}, url = {http://eprints.uny.ac.id/14013/}, abstract = {Perilaku compulsive buying kerap terjadi pada mahasiswa di Yogyakarta. Mahasiswa yang masih tergolong remaja ini berperilaku konsumtif dan kompulsif untuk menunjukkan status dan identitas sosialnya, agar mendapat tempat dalam pergaulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami latar belakang mahasiswa berperilaku compulsive buying, bentuk-bentuk perilaku compulsive buying itu sendiri, dan dampak yang dapat dirasakan akibat perilaku compulsive buying tersebut. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai perilaku compulsive buying dapat diberikan penanganan yang tepat bagi pelaku compulsive buying. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian adalah tiga mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang terdiri dari satu mahasiswa laki-laki berusia 23 tahun, satu mahasiswi berusia 21 tahun, dan satu mahasiswi berusia 22 tahun. Subjek penelitian dipilih menggunakan kriteria yaitu mempunyai kecenderungan belanja berlebihan, dengan merk dan jenis barang yang sama lebih dari satu, baik produk dari luar maupun dalam negeri. Penelitian dilakukan di tempat tinggal subjek yaitu di rumah kos atau kontrakan di kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Latar belakang perilaku compulsive buying berupa faktor internal yaitu kepercayaan diri, pengendalian diri, dan ketidak stabilan emosi, sedangkan faktor eksternal berupa keluarga, teman, media masa, dan lingkungan sekitar. 2) Perilaku compulsive buying pada ketiga subjek beragam. Subjek I ADP menyukai hem flannel dan kaos distro, dengan frekuensi berbelanja 2 atau 3 kali dalam sebulan, durasi 2 jam setiap pembelian, dan tergolong intensitasnya masih ringan atau tergolong low (borderline) level dengan skor CBS sebesar 2,15. Subjek II, IML menyukai sepatu dan tas, dengan frekuensi berbelanja hampir setiap minggu, durasi berbelanja 2-6 jam, sehingga intensitasnya tergolong cukup kuat atau disebut juga dengan medium (compulsive) level dengan skor CBS sebesar 2,85. Subjek III, DNP menyukai krim perawatan wajah, dengan frekuensi setiap awal bulan berbelanja lebih dari sekali, durasi berbelanja 2-3 jam, tergolong intensitas sedang atau dapat dikatakan low (borderline) level dengan skor CBS sebesar 2,23. 3) Dampak perilaku compulsive buying yaitu: menambah kepercayaan diri, kepuasan diri, penyesalan, boros, berhutang, dan mendapat teguran. Kata kunci: perilaku compulsive buying, mahasiswa} }