@phdthesis{UNY13242, year = {2014}, month = {October}, title = {Studi Etnografi Pendidikan Dasar di Daerah Miskin di Kabupaten Dompu NTB}, author = {Nurrahmah Nurrahmah}, school = {UNY}, keywords = {lesson study matematika, kompetensi guru matematika, prestasi belajar matematika}, url = {http://eprints.uny.ac.id/13242/}, abstract = {Studi ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan layanan publik pendidikan dasar di daerah miskin, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan dasar dan makna pendidikan bagi masyarakat di daerah miskin, (3) mendeskripsikan kehidupan dan makna kemiskinan bagi masyarakat di daerah miskin. Studi ini merupakan penelitian etnografi dengan menggunakan jenis etnografi realis dan institusional. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan selection-based criterion, sehingga penelitian ini dilakukan di dua kecamatan. Observasi dilakukan terhadap 22 sekolah. Subjek penelitian ini adalah penyedia layanan dan pengguna layanan pendidikan. Sedangkan objek penelitian berkaitan dengan: (1) layanan publik pendidikan dasar, (2) pelaksanaan pendidikan dasar dan makna pendidikan, (3) gambaran kehidupan dan makna kemiskinan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis etnografi. Kesimpulan dari studi ini adalah sebagai berikut. (1) lembaga pendidikan di daerah miskin belum terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik secara vertikal dan horisontal dalam memberikan layanan pendidikan, sehingga unsur pelayanan seperti guru, kurikulum, dan sarana prasarana belum dapat secara maksimal memberikan pelayanan bagi masyarakat. (2) a. pelaksanaan pendidikan pada level bawah adalah cerminan layanan pendidikan yang diberikan pada level atas. Selain daripada itu, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitarnya, yaitu lingkungan kebijakan, masyarakat, dan alam. b. masyarakat di daerah miskin memaknai pendidikan ke dalam simbol-simbol profesi dan sebagai penyadaran dalam diri anak agar berbakti pada orangtua, tidak merusak alam, memiliki akhlak yang mulia, dan menjadi orang yang baik dan pintar bagi diri mereka sendiri di masa yang akan datang. (3) a. kehidupan masyarakat di daerah miskin secara fisik dapat digambarkan sebagai masyarakat yang kekurangan fasilitas seperti transportasi, jalan raya yang memadai, air, listrik, dan pasar untuk membeli kebutuhannya maupun untuk menjual hasil pertanian dan peternakannya. Secara mental masyarakat yang berada dalam kondisi miskin dapat digambarkan senang dengan bantuan, malas, menikmati hasil yang sudah jadi, dan bergantung pada alam. b. masyarakat di daerah miskin memaknai kemiskinan berdasarkan indikator fisik dan non-fisik. Indikator fisik berdasarkan pada kepemilikan terhadap barang mewah, lahan pertanian, ternak, penghasilan, dan rumah yang memadai. Indikator non-fisik dengan melihat ketergantungan terhadap alam dan tidak memiliki pendidikan.} }