%0 Journal Article %@ 978-979-96880-5-7 %A Rodemtus, R.Bintoro %A Jaclyn, J. Hambaora %A Patrycya, Radzumawarni %A Marmi, Sudarmi %A Ferdy, S.Rondonuwu %D 2009 %F UNY:12421 %J Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009 %K miskonsepsi, cahaya %T KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA %U http://eprints.uny.ac.id/12421/ %X Pada jaman Yunani, pengertian manusia mengenai cahaya dan proses melihat telah diperbincangkan. Salah satu teori yang dikemukakan orang pada jaman itu adalah tentang proses melihat yaitu untuk melihat sesuatu, ada cahaya yang keluar dari mata menuju benda tersebut yang terkenal dengan ”teori sungut” Mereka menyamakan dengan tangan kita yang harus mendatangi benda yang akan kita pegang, maka cahaya itu juga mendatangi benda yang akan dilihat. Menarik untuk mengetahui apakah masih ditemukan pemikiran tersebut pada jaman sekarang? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa mengenai jalannya cahaya ketika melihat benda, rambatan cahaya, dan kecepatan cahaya. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat awal program studi Pendidikan Fisika dan Pendidikan Matematika. Soal tes diagnostik dalam bentuk pilihan ganda diberikan kepada sampel. Kemudian jawaban siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: Dalam proses melhat, mata mengeluarkan cahaya dan bukannya menerima cahaya. Merambat tidaknya cahaya tergantung pada lingkungan, dan intensitas sumber cahaya dan bukan tergantung pada medium yang dilaluinya. Pada siang hari cahaya merambat lebih dekat daripada malam hari. Kecepatan rambat cahaya dianggap sebanding dengan intensitas sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, jarak merambatnya dan lingkungannya. Semakin terang sumber cahaya semakin besar kecepatan cahaya. Semakin besar panjang gelombangnya semakin besar kecepatan cahaya. Semakin dekat jarak yang ditempuh cahaya semakin besar kecepatannya. Di tempat yang gelap, cahaya lebih cepat merambat