@article{UNY12362, month = {May}, journal = {Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009}, author = {- C. Budimarwanti}, title = {PENYEDIAAN SENYAWA BERKHASIAT OBAT SECARA SINTESIS DENGAN ANALISIS RETROSINTESIS}, year = {2009}, keywords = {senyawa berkhasiat obat, analisis retrosintesis, modifikasi gugus fungsional}, abstract = {Senyawa-senyawa berkhasiat obat dapat diperoleh baik dengan cara sintesis maupun secara isolasi. Banyak obat modern yang berasal dari tanaman tertentu, obat tersebut diketemukan berdasarkan kebiasaan nenek moyang kita menggunakan tanaman tersebut. Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat obat sudah dimiliki oleh nenek moyang kita, khasiatnyapun sudah banyak dibuktikan secara ilmiah. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengisolasi senyawa-senyawa berkhasiat obat, serta melakukan uji farmakologis pada produk-produknya. Penyediaan senyawa-senyawa berkhasiat obat secara isolasi dari tanaman tertentu memerlukan ketelitian dan kecermatan tersendiri. Apalagi kandungan senyawa-senyawa tersebut dalam tanaman sangat kecil. Di samping itu proses isolasi memerlukan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama, sehingga penyediaan senyawa secara isolasi dirasa kurang efektif dan efisien. Maka dilakukan upaya untuk penyediaan senyawa berkhasiat obat tersebut secara sintesis dari senyawa-senyawa lain. Dengan ditemukannya teknik analisis retrosintesis atau pendekatan diskoneksi (disconnection approach) semakin memudahkan para kimiawan organik sintesis dalam sintesis senyawa organik. Senyawa-senyawa aktif yang telah berhasil diisolasi dari tanaman berkhasiat obat dapat disintesis dengan pendekatan ini. Sintesis dengan teknik analisis retrosintesis bersifat analitik, dimulai dari molekul yang akan disintesis (molekul target) dan memecahnya/ memotongnya/ membelahnya dengan seri diskoneksi ke bahan-bahan awal yang mungkin, kemudian merekayasa satu seri reaksi, langkahlangkah reaksi dan rute yang dilalui, serta reagen-reagen yang diperlukan. Berbagai modifikasi dapat dilakukan, misalnya dengan memodifikasi gugus-gugus fungsional pada bahan awal untuk mendapatkan senyawa analog dengan berbagai aktivitasnya.}, url = {http://eprints.uny.ac.id/12362/} }