@article{UNY12359, month = {May}, journal = {Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009}, author = {Sri Budiasih Kun}, title = {Inhibitor organik, pengendalian korosi, logam dan paduan logam, pembentuk lapisan adsorpsi.}, year = {2009}, keywords = {Bioanorganik, mineral, sistem hidup}, url = {http://eprints.uny.ac.id/12359/}, abstract = {Unsur-unsur logam merupakan unsur dominan dalam Kimia. Pembahasan dan pengembangan riset unsur logam selama ini lebih banyak diarahkan pada produksi, penggunaan dalam industri dan penanganan limbah yang menjadi bagian dari industri pula. Studi tentang peran unsur-unsur logam dalam sistem hidup merupakan topik yang perlu dikaji dan dikembangkan. Unsur-unsur logam yang dikenal sebagai mineral memiliki peran yang sangat penting dalam metabolisme tubuh manusia. Meskipun diperlukan dalam jumlah relatif kecil, kekurangan salah satu unsur dapat menimbulkan gangguan. Unsur-unsur mineral yang diperlukan tubuh tersebar di hampir semua posisi dalam Tabel Periodik Unsur. Unsur-unsur alkali (seperti Na dan K), alkali tanah (Ca, Mg, hingga unsur-unsur transisi (Cr, Fe, Zn) menunjukkan peran masing-masing. Unsur-unsur Alkali dan Alkali tanah yang banyak berperan sebagai mineral nutrisi adalah K, Na, Ca serta Mg. Natrium (Na) yang umumnya diperoleh dari garam dapur (NaCl) berperan dalam membuat bahan dasar antar sel dan bersama ion K (kalium) berperan mengatur kelancaran keluar masuknya air dan sari makanan dari dan ke dalam sel. Ca (kalsium) berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Magnesium (Mg) berperan untuk kelancaran kerja berbagai enzim. Molekul yang mengandung unsur transisi juga menunjukkan peran yang signifikan dalam proses biokimia di berbagai sistem hidup. Contoh yang populer adalah kompleks besi haemoglobin, yang bertanggungjawab dalam transport oksigen dalam darah pada semua vertebrata dan beberapa avertebrata. Selenium memiliki variasi karakter menurut spesiesnya. Sejumlah bukti menyatakan bahwa sejumlah dosis sedang dari vitamin E dan selenium dapat menghambat pertumbuhan tumor. Namun demikian, selenium dalam konsentrasi besar bersifat racun bagi tubuh. Unsur-unsur transisi menunjukkan variasi valensi atau tingkat oksidasi pada senyawa yang dibentuknya, antara +1 hingga +8. Seringkali perbedaan valensi ini memberikan efek yang kontradiktif dalam sistem hidup. Sebagai contoh,kromium heksavalen merupakan spesies yang bersifat toksik, sementara ion paralelnya yang bervalensi III berperan dalam metabolisme glukosa.} }