%0 Journal Article %@ 978-979-96880-5-7 %A Salomo, Hutahaean %A S., Mangkoewidjojo %A M., Sagi %A W., Asmara %D 2009 %F UNY:12136 %I Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta %J Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA 2009 %K cleft palate, palatogenesis, TCDD %T 2,3,7,8-TETRAKLORODIBENZO-P-DIOKSIN (TCDD) MEMACU AKTIVITAS BIOSINTESIS PROTEIN DI JARINGAN PALATUM EMBRIO MENCIT %U http://eprints.uny.ac.id/12136/ %X Bahan pencemar dioksin 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD) yang diberikan pada mencit bunting menyebabkan janin yang dihasilkan menderita cacat cleft palate, dengan ciri bilah palatum kerdil atau bilah palatum tumbuh pendek. Telah dilakukan penelitian untuk menguji apakah pengurangan biosintesis protein terlibat sebagai mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan bilah palatum oleh TCDD. Delapan ekor mencit bunting dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing diberi TCDD dosis 0, 5, 10, atau 20 μg/kg berat badan pada hari ke-12 kebuntingan. Besaran aktivitas biosintesis protein jaringan palatum embrio ditentukan dengan teknik AgNOR pada sediaan histologis irisan jaringan kraniofasial embrio usia kebuntingan hari ke-15. Nucleolar Organizing Region (NOR) adalah tempat biogenesis ribosom di inti sel yang jumlahnya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas biosintesis protein sel. Rataan jumlah butir AgNOR sel-sel jaringan palatum yang terendah adalah 2,51±0,167 untuk perlakuan 0 μg/kg bb (kontrol), dan berturut-turut 2,87±0,146, 2,87±0,190, dan 2,88±0,160 untuk perlakuan dosis 5, 10, dan 20 μg/kg bb. Jumlah butir AgNOR pada seluruh kelompok yang diberi TCDD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah butir AgNOR pada kontrol (P < 0,05). Disimpulkan, pengurangan biosintesis protein bukanlah mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan palatum mencit oleh TCDD. Diduga, peningkatan biosintesis protein oleh TCDD menimbulkan kekacauan keseimbangan protein-protein faktor tumbuh di jaringan palatum dan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan diferensiasi